Minggu, 31 Juli 2016

WANITA SUCI SINAR PURNAMA


WANITA SUCI SINAR PURNAMA
ANTOLOGI TUNGGAL
WAHID MUSLIM

Cinta tidak bisa dilepaskan dari unsur yang bernama wanita. Dalam dimensi cinta, wanita memiliki peranan sebagai magnet untuk melengkapi separuh jiwa yang hilang. Wanita menjadi pelengkap ibadah lelaki, di tempatkan sebagai cicin emas yang akan selalu menjadi kebanggaan bukan sekadar piala bahwa dirinya hebat mampu menaklukan wanita idaman.
Seorang petualang cinta sejati akan terus berusaha mendapatkan yang terbaik, dalam hal ini akan menimbulkan masalah berupa pergesekan antara sesama pria atau muncul kesengganggan antara harapan dan kenyataan. Masalah seperti bahwa diri harus terus memupuk kesabaran menunggu waktu yang tepat untuk meraih cintanya,  bukan sebatas obsesi yang akan menjerumuskan pada suatu kesesatan. Harus terus tegar, meraih cinta dengan menumbuhkan cinta dalam segala aspek kehidupan, kemudian mempersiapkan diri hingga membentuk kelayakan meraih bidadari sejati.
Harapan penulis dari antologi ini bukan hanya untuk kepuasan batin namun ingin berkomunikasi dengan pembaca tentang suatu pesan hikmah dari cinta yang akan kita raih. Maka jika pembaca menemukan ada pesan yang menurut penulis tidak setuju dengan idealisme pembaca, mungkin bukan puisinya yang salah tetapi penulis yang belum bisa menerjemahkan pesan hikmah secara tepat kedalam bentuk puisi. Karena hikmah sebagaimana cinta memiliki pesan universal, dari Tuhan yang disispkan kedalam relung batin setiap satuan terkecil di alam semesta untuk hamba-Nya yang memiliki rasa rindu untuk kembali kedalam jalan cahaya. Maka jika ada kritikan jangan sungkan untuk mengutarakan, ini penting untuk pembenahan bagi karya penulis selanjutnya.


HIJAB PEJUANG

Kerudungmu, menjulur ke bawah
semakin anggun
bukanlah parasmu,  arti kecantikanmu
 kerudung, keanggunanmu

Imanmu naik menanjak
kerudungmu meluncur ke bawah
engkau risau akan penghianatan firman Tuhan
mereka, bertopeng make up artis
“yang utama jilbab hati.”

Namun hati mereka bonyok
cakaran keindahan setan mencengkram
bagimu, keindahan di bawah firman Tuhan

Mereka bongkar-pasang penutup.
cahayamu tetap hangat
sibuk membenahi hati
hati yang terus perlu dirapikan

10;50 25 Desember 2013


GADIS BERKERUDUNG HITAM


Langit murung, terang senyap
Sebait langkah gadis berkerudung hitam
Aura yang mebuyarkan hitam tenteram

Gadis berkerudung hitam
Dengan bros hijau bersinar kuning
Kauhadir membawa suram
Gundah akan kelam yang kian gemilang

Gadis berkerudung hitam
Dengan androk hitam
Di bawah langit bermenara masjid
Kau tak banyak bicara
Diammu terus berceloteh atas kemungkaran
Bicaramu perlawanan atas penghianatan firman Tuhan

Di balik hari semakin malam
Tersirat sinar di balik kerudung hitam
Semakin malam, semakin terpampang terang

Butiran harap dari hati yang takut menghitam
Kau yang menjadi sapu terang
Biasmu memberi harapan, kaupilih sebagai penerang
Biasmu pula yang akan membiaskan harapan
Siapakah yang kau pilih sebagai pembawa terang?
Layaknya obor gagah berani bersama pemenang.

Kota Metro-Lampung, 17-07-2013,16:01 WIB




Gadis jelita itu bunga mawar
wangimu daya tarikmu
kelopak dan merah menjadi keindahanmu

Bila kau bunga, kami kumbang
kumbang  tergoda wangi tubuhmu
kita berbeda tubuh, pemilik kebun memata-mataiku

Keindahanmu wanita, bunga tanpa sentuhan
polos, di taman indah nan wangi
namun ketika tersentuh sirnalah kepolosan

Jangan hiraukan para kumbang terjatuh hatinya
(berbicaralah kepada pemilik kebun
bila kau kumbang sejati)

23 November 2013




Wanita itu gelas keristal
Indah, bening  berkilau
Tangan kotor tak pantas menyentil

Harga diri wanita oase padang pasir
Jagalah wanita, jangan lengah
Jangan berlebih, jangan menyerah

Jagalah wanita seperti membawa secawan air
di tengah kering krontang padang pasir
dan ingat! cawan itu gelas kristal.

Bila sedikit lengah, akan pecah luluh-lantah.
Hormati wanita, sebagaimana ibu dan adikmu
Jagalah wanita, sebagaimana menjaga dirimu.

23 November 2013


JILBAB MERAH MARUN

Berkerumul dalam barisan
pasukan jilbab merah marun.
Meninggalkan dunia, sunyi suara perubahan
bersatu dalam pergerakan, pemberontakan kedustaan.

Langkahmu menunduk mendekap ketakwaan
anggun moralmu.
Berjalan maju, menerobos jawara buku
unggul gerakanmu.

Engkau berbicara filantropi umat, ketidakadilan miskin-kaya
rejuvenasi gerakan muda, mengurai usia tua.
Melati dipundakmu, engkau Srikandi-Sakti
dalam mitologi milenium.

Banyak pecundang klaim sebagai pejuang
membawa seikat bunga mawar untukmu.
Namun kau mematah mawar itu,
“beli yang baru, kasih ke orang tua dirumah!!!”

Sore di sapa mega mendung,
matahari meninggalkan siang.
Jilbabmu tetap memancarkan merah,
darah terus membakar keputusasaan.


Darahmu telah menjadi tinta merah
sejarah menulis kemuliaanmu.
Keringatmu telah menjadi parfum loyalitas
engku melayani umat tanpa tenaga batas.

Kerudung merah marun,
cerminan intelektual religius.
Di bawah cakrawala langit engkau melejit
Kolektif-kolegial engkau bergandengan di jalanan.

Kadang kauberbicara Jihad
laksana brigadir militan medan perang.
Walau aneh terkadang
mujahidah kok takut menjadi suhada.

Pesanku, teruslah berjuang
Kapan pun dan di mana pun.
Apa pun engkau akan terbentuk,
jika bukan kamu, anakmu lah Mujahid.

16:13 29/11/2013




KEHORMATAN MAHKOTA WANITA

Mahkota wanita,
Sehelai sutra hitam halus
Tergerai culas
Rambutmu sutra, bukan makota

Makota wanita
diubun-ubunmu bertahta
Jangan biarkan sembarang mata menjambak
dimakan mata jalang tamak
Kerudungmu pembungkus sutra

Mahkota wanita,
Kau dekap erat di balik dada
Tekat, mencegah yang munkar
Tanganmu mencekram erat
Siap melawan penjahat

Kehormatan wanita
Keindahan tubuh wanita
patut terus dijaga
sabarlah menunggu pangeran berkuda

Kehormatan wanita
Keras menjaga wudhu
Lenggak-lengokmu, mengumbar tabu
Jagalah,  jangan menunggu layu

8 November 2011 sd.  05-12-2013





WANITA SUCI SINAR PURNAMA

Selembar selendang pada ubunmu telah tertaut
Seberkas cahaya rembulan menggigit keheningan
Bulan sabit merahmu merekah membuatku tersaut
Rasa salut dan riang, cahayamu ketepian

Segurat senyum kauraut
Isyarat mata di balik dada, kita akan terpaut
Begitu terniang sinarmu menari dengan riang
Ku tersapu ke tiang bayu,  hampir buatku meriang

Semuanya terkuak ketika menuju seberang laut
Kau meminta sejuta rasa yang kupunya
Cindera mata yang kutawarkan ada arti
Kau memilih bintang bukan waru
Lapangmu menerima semakin berarti

Kini aku tahu, semua arti rautmu
Aku telah keliru
Rasa yang kauberi tak ubahnya gotri dan baut
Kecil dan banyak memberi arti kepada siapa pun
Aku pun tahu kaubiang penggoda
Aku akan melawan godamu
Seperti Jalut dikalahkan Daud

22:35 17/07/2013



MENCARI HIDANGAN BIDADARI SURGA

Di manakah keyakinan harus kutempatkan?
takdir terus menasehatiku
namun semua terawanganku pudar.


Aku krisis semangat,
setiap kaki bertumpu percaya diri
semua terkaan berubah.


Ya, lukisan angan kadang tak senikmat lukisan alam
sekalipun lebih indah dari realita.
Namun selalu menyodorkan nota tagihan keangkuhanku
yang akan terus berjuang.


Haruskah aku impor bidadari surga
dengan sebotol anggur darah?


Ya itu, keyakinanku telah salah tempat
aku semeja dengan sepiring lele goreng.
Bagaimana aku makan salma?
sedang kuterus melamun di warung syahwat naif?

Ah! aku salah tempat, jalan nurani tak kutempuh.

6 Januari 2014





MUTIARA BERSAYAP SINAR MATAHARI

Matahari kembar bersembunyi,
rembulan matamu menenggelamkan.
Seperti mutiara terlempar dalam lautan,
cahaya terang dalam cangkang, sembunyi.

Lautan putih di ubunmu, terbang berlayar.
Mataku silau terpercik kilat putih.
Hidungku, dua mata pisau menyambar
Haaaacing! subhanullah.

Diam diam mencekam
Diam diam menyimpan dendam
Tak lagi bungkam, mulai mengancam
Mulai terbit, suara dalam sekam.

Penjahat perang hidungnya berjelaga
Mutiara bersayap matahari, terbit lautan dalam
Ketempat teduh aku tiarap berjaga-jaga
Bersabarlah! sejenak kau redam!

Aku tak mampu meradar gejolak kalbumu
Cakraku terserap cahaya terangmu.
Seketika matahari tenggelam padam
Tenanglah, jiwaku sekelebat lilin menerangimu.

Nyalimu nyalakan perjuangan
Sebisaku, aku akan menjadi kaki tangan,
Perjuangan dalam genggaman dada
Ingat! di tengah hitam, secercah terang harus ada.

Kota Metro, Lampung 07 Desember 2013,11:36 WIB




CINCIN EMAS

Juitaku, kaulah cicin emasku
di kala melingkar di jemariku
engkau jadi kebanggaanku

Saat kulepas
kubungkus dengan bagus
ke dalam lemari setia penuh iklas

Hingga saat engkau jatuh dalam lumpur
engkau tetap berharga
‘kan kuambil dengan sekuat tenaga
walau noda tak dapat terjaga
tak mengapa
tirta suci buat cincin emasku bercahaya kembali

18:57 28 november 2008 sd. 23;30 16-07-2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar