WANITA SUCI SINAR PURNAMA
ANTOLOGI TUNGGAL
WAHID MUSLIM
Cinta tidak bisa
dilepaskan dari unsur yang bernama wanita. Dalam dimensi cinta, wanita memiliki
peranan sebagai magnet untuk melengkapi separuh jiwa yang hilang. Wanita
menjadi pelengkap ibadah lelaki, di tempatkan sebagai cicin emas yang akan
selalu menjadi kebanggaan bukan sekadar piala bahwa dirinya hebat mampu
menaklukan wanita idaman.
Seorang
petualang cinta sejati akan terus berusaha mendapatkan yang terbaik, dalam hal
ini akan menimbulkan masalah berupa pergesekan antara sesama pria atau muncul
kesengganggan antara harapan dan kenyataan. Masalah seperti bahwa diri harus
terus memupuk kesabaran menunggu waktu yang tepat untuk meraih cintanya, bukan sebatas obsesi yang akan menjerumuskan
pada suatu kesesatan. Harus terus tegar, meraih cinta dengan menumbuhkan cinta
dalam segala aspek kehidupan, kemudian mempersiapkan diri hingga membentuk
kelayakan meraih bidadari sejati.
Harapan
penulis dari antologi ini bukan hanya untuk kepuasan batin namun ingin
berkomunikasi dengan pembaca tentang suatu pesan hikmah dari cinta yang akan
kita raih. Maka jika pembaca menemukan ada pesan yang menurut penulis tidak
setuju dengan idealisme pembaca, mungkin bukan puisinya yang salah tetapi
penulis yang belum bisa menerjemahkan pesan hikmah secara tepat kedalam bentuk puisi.
Karena hikmah sebagaimana cinta memiliki pesan universal, dari Tuhan yang
disispkan kedalam relung batin setiap satuan terkecil di alam semesta untuk
hamba-Nya yang memiliki rasa rindu untuk kembali kedalam jalan cahaya. Maka
jika ada kritikan jangan sungkan untuk mengutarakan, ini penting untuk
pembenahan bagi karya penulis selanjutnya.
HIJAB PEJUANG
Kerudungmu,
menjulur ke bawah
semakin
anggun
bukanlah
parasmu, arti kecantikanmu
kerudung, keanggunanmu
Imanmu
naik menanjak
kerudungmu
meluncur ke bawah
engkau
risau akan penghianatan firman Tuhan
mereka,
bertopeng make up artis
“yang
utama jilbab hati.”
Namun hati
mereka bonyok
cakaran
keindahan setan mencengkram
bagimu,
keindahan di bawah firman Tuhan
Mereka
bongkar-pasang penutup.
cahayamu tetap
hangat
sibuk
membenahi hati
hati yang
terus perlu dirapikan
10;50 25
Desember 2013
GADIS BERKERUDUNG HITAM
Langit
murung, terang senyap
Sebait
langkah gadis berkerudung hitam
Aura yang
mebuyarkan hitam tenteram
Gadis
berkerudung hitam
Dengan
bros hijau bersinar kuning
Kauhadir
membawa suram
Gundah
akan kelam yang kian gemilang
Gadis
berkerudung hitam
Dengan
androk hitam
Di bawah
langit bermenara masjid
Kau tak
banyak bicara
Diammu
terus berceloteh atas kemungkaran
Bicaramu
perlawanan atas penghianatan firman Tuhan
Di balik
hari semakin malam
Tersirat
sinar di balik kerudung hitam
Semakin
malam, semakin terpampang terang
Butiran
harap dari hati yang takut menghitam
Kau yang
menjadi sapu terang
Biasmu
memberi harapan, kaupilih sebagai penerang
Biasmu
pula yang akan membiaskan harapan
Siapakah
yang kau pilih sebagai pembawa terang?
Layaknya
obor gagah berani bersama pemenang.
Kota Metro-Lampung, 17-07-2013,16:01
WIB
Gadis
jelita itu bunga mawar
wangimu
daya tarikmu
kelopak
dan merah menjadi keindahanmu
Bila
kau bunga, kami kumbang
kumbang tergoda wangi tubuhmu
kita
berbeda tubuh, pemilik kebun memata-mataiku
Keindahanmu
wanita, bunga tanpa sentuhan
polos,
di taman indah nan wangi
namun ketika tersentuh sirnalah kepolosan
Jangan
hiraukan para kumbang terjatuh hatinya
(berbicaralah kepada pemilik kebun
bila kau kumbang sejati)
23 November 2013
Wanita itu gelas keristal
Indah,
bening berkilau
Tangan
kotor tak pantas menyentil
Harga
diri wanita oase padang pasir
Jagalah wanita, jangan lengah
Jangan berlebih, jangan menyerah
Jagalah wanita seperti membawa secawan air
di tengah kering krontang padang pasir
dan ingat! cawan itu gelas
kristal.
Bila sedikit lengah, akan pecah luluh-lantah.
Hormati wanita, sebagaimana ibu dan adikmu
Jagalah wanita, sebagaimana menjaga dirimu.
23 November 2013
JILBAB MERAH MARUN
Berkerumul dalam
barisan
pasukan jilbab
merah marun.
Meninggalkan
dunia, sunyi suara perubahan
bersatu dalam
pergerakan, pemberontakan kedustaan.
Langkahmu
menunduk mendekap ketakwaan
anggun moralmu.
Berjalan maju,
menerobos jawara buku
unggul
gerakanmu.
Engkau berbicara
filantropi umat, ketidakadilan miskin-kaya
rejuvenasi gerakan
muda, mengurai usia tua.
Melati
dipundakmu, engkau Srikandi-Sakti
dalam mitologi
milenium.
Banyak pecundang
klaim sebagai pejuang
membawa seikat
bunga mawar untukmu.
Namun kau mematah
mawar itu,
“beli yang baru,
kasih ke orang tua dirumah!!!”
Sore di sapa
mega mendung,
matahari
meninggalkan siang.
Jilbabmu tetap
memancarkan merah,
darah terus
membakar keputusasaan.
Darahmu telah
menjadi tinta merah
sejarah menulis
kemuliaanmu.
Keringatmu telah
menjadi parfum loyalitas
engku melayani
umat tanpa tenaga batas.
Kerudung merah
marun,
cerminan intelektual
religius.
Di bawah
cakrawala langit engkau melejit
Kolektif-kolegial
engkau bergandengan di jalanan.
Kadang
kauberbicara Jihad
laksana brigadir
militan medan perang.
Walau aneh
terkadang
mujahidah kok
takut menjadi suhada.
Pesanku,
teruslah berjuang
Kapan pun dan di
mana pun.
Apa pun engkau
akan terbentuk,
jika bukan kamu,
anakmu lah Mujahid.
16:13 29/11/2013
KEHORMATAN MAHKOTA
WANITA
Mahkota wanita,
Sehelai sutra hitam
halus
Tergerai culas
Rambutmu sutra, bukan
makota
Makota wanita
diubun-ubunmu bertahta
Jangan biarkan
sembarang mata menjambak
dimakan mata jalang
tamak
Kerudungmu pembungkus
sutra
Mahkota wanita,
Kau dekap erat di balik
dada
Tekat, mencegah
yang munkar
Tanganmu
mencekram erat
Siap
melawan penjahat
Kehormatan wanita
Keindahan
tubuh wanita
patut
terus dijaga
sabarlah
menunggu pangeran berkuda
Kehormatan
wanita
Keras
menjaga wudhu
Lenggak-lengokmu,
mengumbar tabu
Jagalah, jangan menunggu layu
8 November 2011 sd. 05-12-2013
WANITA SUCI SINAR
PURNAMA
Selembar selendang pada
ubunmu telah tertaut
Seberkas cahaya
rembulan menggigit keheningan
Bulan sabit merahmu
merekah membuatku tersaut
Rasa salut dan riang,
cahayamu ketepian
Segurat senyum kauraut
Isyarat mata di balik dada,
kita akan terpaut
Begitu terniang sinarmu
menari dengan riang
Ku tersapu ke tiang
bayu, hampir buatku meriang
Semuanya terkuak ketika
menuju seberang laut
Kau meminta sejuta rasa
yang kupunya
Cindera mata yang
kutawarkan ada arti
Kau memilih bintang
bukan waru
Lapangmu menerima
semakin berarti
Kini aku tahu, semua
arti rautmu
Aku telah keliru
Rasa yang kauberi tak
ubahnya gotri dan baut
Kecil dan banyak
memberi arti kepada siapa pun
Aku pun tahu kaubiang
penggoda
Aku akan melawan godamu
Seperti Jalut
dikalahkan Daud
22:35 17/07/2013
MENCARI HIDANGAN
BIDADARI SURGA
Di manakah keyakinan harus kutempatkan?
Di manakah keyakinan harus kutempatkan?
takdir
terus menasehatiku
namun
semua terawanganku pudar.
Aku krisis semangat,
setiap
kaki bertumpu percaya diri
semua
terkaan berubah.
Ya, lukisan angan kadang tak senikmat lukisan alam
sekalipun
lebih indah dari realita.
Namun
selalu menyodorkan nota tagihan keangkuhanku
yang
akan terus berjuang.
Haruskah aku impor bidadari surga
dengan
sebotol anggur darah?
Ya itu, keyakinanku telah salah tempat
aku
semeja dengan sepiring lele goreng.
Bagaimana
aku makan salma?
sedang
kuterus melamun di warung syahwat naif?
Ah! aku salah tempat, jalan nurani tak kutempuh.
6 Januari 2014
Ah! aku salah tempat, jalan nurani tak kutempuh.
6 Januari 2014
MUTIARA BERSAYAP SINAR MATAHARI
Matahari
kembar bersembunyi,
rembulan
matamu menenggelamkan.
Seperti
mutiara terlempar dalam lautan,
cahaya
terang dalam cangkang, sembunyi.
Lautan putih di ubunmu, terbang berlayar.
Mataku
silau terpercik kilat putih.
Hidungku,
dua mata pisau menyambar
Haaaacing!
subhanullah.
Diam diam mencekam
Diam diam
menyimpan dendam
Tak lagi
bungkam, mulai mengancam
Mulai
terbit, suara dalam sekam.
Penjahat perang hidungnya berjelaga
Mutiara
bersayap matahari, terbit lautan dalam
Ketempat
teduh aku tiarap berjaga-jaga
Bersabarlah!
sejenak kau redam!
Aku tak mampu meradar gejolak kalbumu
Cakraku
terserap cahaya terangmu.
Seketika
matahari tenggelam padam
Tenanglah,
jiwaku sekelebat lilin menerangimu.
Nyalimu nyalakan perjuangan
Sebisaku,
aku akan menjadi kaki tangan,
Perjuangan
dalam genggaman dada
Ingat! di
tengah hitam, secercah terang harus ada.
Kota
Metro, Lampung 07 Desember 2013,11:36 WIB
CINCIN EMAS
Juitaku, kaulah cicin
emasku
di kala melingkar di
jemariku
engkau jadi
kebanggaanku
Saat kulepas
kubungkus dengan bagus
ke dalam lemari setia
penuh iklas
Hingga saat engkau
jatuh dalam lumpur
engkau tetap berharga
‘kan kuambil dengan
sekuat tenaga
walau noda tak dapat
terjaga
tak mengapa
tirta suci buat cincin
emasku bercahaya kembali
18:57
28 november 2008 sd. 23;30 16-07-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar