KELUGASAN, RAYUAN DAN
KEBIMBANGAN
ANTOLOGI
TUNGGAL
WAHID
MUSLIM
Kita
harus menghargai proses kreatif yang pernah kita lalui, dengan tidak menghapus
jejak-jejak karya. Kita akan terus belajar bahwa mencapai sesuai yang lebih
tinggi itu perlu proses, akan tetapi merapihkan agar gagasan lebih bisa ditangkap
juga perlu. Tentu karya-karya di bawah ini dari perjalanan berpuisi penulis
dari SMP, SMA, hingga kuliah sudah mengalami penyuntingan. Penulis hanya
mencoba memberi sentuhan halus tanpa mengurangi keantikan ruh karya lama
penulis sebab jika terdaur ulang sama saja menghasilkan karya baru.
Berbagai
karya mungkin dengan bahasa lugas atau mungkin norak akan tersaji. Kebanyakan
muncul dari kegelisahan hati saat tersengat api cinta, ada juga dari proses
kreatif yang sederhana atau menanggapi curahan hati kawan tentang pengalaman
cintanya. Soal titikmangsa penulis mencoba seakurat mungkin menulis tanggal
awal penulisan dan waktu proses penyuntingan. Hanya di masa dulu ada beberapa
yang tidak ditulis tanggal pembuatannya jadi hanya tanggal penyuntinggan yang
ditulis. Banyak media tuang yang jarang orang gunakan, seiring dengan ide yang
tak terduga muncul, mulai saat menulis dibuku, di SMS, status dan sebagainya.
Semoga karya dibawah ini memberi manfaat baik. Selamat menikmati.
Salam
Ka(r)ya!
Wahid Muslim
EMPEDU MENJADI
MADU
Hambar terasa, pertama jumpa
ibarat empedu menetes di lidah
ingin terus kuludah.
Kini di tengah hinggar-bingar aku
membatin
dirimu ada
yang tak tertangkap
semua mata :senyum mekar membakar
diktat keangkuhan
“Oh, ada aroma asmara mengudara!”
ku mengomel dalam bungkam
---empedu yang dulu di lidah telah
menjadi madu-rindu.
Dari balik tabir kini kauhadir,
kudengar sayup-sayup wicaramu
:mengajakku menari ke dalam dunia
fatamorgana.
Ya, hanya Tuhan yang membolak-balikan
hati
ikhtiarku halusinasi ini segera tercitra
:suasana riang bergandengan dalam nyata.
==13-02-07//
10-02-14// 14,22,24-07-2016===
BUNGA TERINDAH
Bersandar segudang pesona
Setangkai mawar merah
--mencuri perhatian para
kumbang—
Inginku ungkap segenap rasa
:petikmu mawar terindah
tapi anggunmu menusuk
hati, risaukanku
gundukan sejuta tanya:
“Pantaskah aku yang tak
sempurna,
miliki yang terindah?”
Rasa ini tak dapat lebih
lama tertahan.
akan kuabaikan sesal, tak
memilikimu
telah ungkap rasa ini
padamu.
Aku punya rasa cinta dan
setia untuk melindungimu
selamanya, aku pun
sanggup
==09-06-2007 // 23-07-2013 // 28-07-2016==
PUJAAN UNTUK
BISIKAN MALAM
Aku
tidak mencintaimu, tidak pula menyayangimu
tapi
aku memujamu.
Jauh
di dalam lubuk hati, teramat dalam perasaanku padamu.
Semua
sajak para pujangga
tak
cukup membentangkan hamparan harapan malam.
Oh,
andai ada kata di atas semua frekuensi irama indah
akan
kuucapkan itu kepadamu.
Kau
bisikan malam yang mampu kuatkan aku
kala
kutersudut di kegelapan mimpi
dan
kedamaian mulai meragu
sosok
bayangmu sekilas samar, wujud untaian
doa
---sinar
matamu abadi, terangi alam batinku.
Disalin dari buku(SMP),
perbaikan: 07/08/2013__ Reposisi 08/02/14
DUA JIWA TERPISAH
DALAM DUNIA ANGIN
Dua
pulau terpisah lautan
dua
wajah terhalang ruang dan waktu.
Tapi
dua jiwa sering bertemu
dalam
dunia angin, dunia kami berdua.
Ini
bukan mimpi, ini bukan hayalan
ini
sangat nyata.
Aku
cinta dia, bukan cantiknya
aku
cinta dia, bukan apa-apa.
Karena
memang kami belum bertatap muka
tapi
hatiku telah tertusuk panah.
Sakit
rasanya, tapi menyenangkan
tetap
sakit rasanya bila kubiarkan.
Kuunggkap
sakitku olehmu
selain
kutahu kau mau menolong.
Kaupun
menolongku dengan cabut panahmu
aku
terpanah oleh pana cintamu.
disalin dari buku(SMA), diperbaiki: 07/08/2013
TAK TERUNGKAP
DENGAN KATA
Tak
layak kuucapkan
cinta dan sayang, sembarang kata.
Perasaan
ini indah-suci
dari
nurani disinari Cahaya Illahi
Perasaan
yang tak terungkap dengan kata-kata
Tak
ada sepatah pun
Yang
mampu mewakili
Perasaanku
ini
Kujatuh
hati ...
Namun
aku tak tahu sebabnya!
Kuhanya
bisa berbuat terbaik untukmu
Untuk
memberi arti perasaan ini
Kaulah
hal terindah yang kumiliki
Kaulah
surga duniaku
Kuingin
hidup bersamamu, mati bersamamu
Dan
di surga bersamamu
Kaulah
lentera hati
Sinarmu
terangi gelapku
Mimpi
panjang yang seolah abadi
Saat
kuterjaga, menjadi halusinasiku
Sisi
baik dan burukmu
Selalu
membekas dalam jejakku
Namamu
selalu berdetak di balik jantungku
Kau
yang kuhembus dan kuhela
Disalin dari
buku(SMA), diperbaiki 07/08/2013
LUKISAN KATA
Masih menerka arti perasaan ini,
kenyataan yang entah seperti apa.
Warnamu menyejukan mata,
sederhana, tak terlukis oleh kata.
Suaramu merdu seperti semilir angin
di pagi hari
dan langkahmu masih menjadi misteri.
Entah rasa apa ini
yang pasti kau telah menarik hati.
Wajahmu terperosok ke dalam palung
hati.
Magnet belum merapat di hati
isyarat hati menyatu selalu kunanti.
Terahir diperbaiki pada, 16:14 17
Desember 2013.
LUKISKAN PUJIAN
Kulukiskan pujian
untukmu
Duhai Dara yang elok
Setiap diammu penuh
makna
Setiap ucapmu berarti
Setiap senyummu suatu
penghargaan
Tawamu kegembiraanku
Tidurlah yang nyenyak
Hingga sang surya
menyinari pagi
Membangunkanmu dengan
penuh energi
Hingga semangat pagi
Tiada tara di jiwamu
03-01-2010//16-02-2011//24/07/2013
*awalnya
dibuat dan dikirm melalui SMS
HIASAN PINTAKU
Dengarlah! Duhai pujaan
hatiku
Dalam diriku ini begitu
terbebani
Kegelisahan
Karena hati kecilku,
selalu membisiki
Engkaulah yang selalu
menghiasi
Di setiap pinta,
dambakan kekasih
Sungguh kau sangat
menawan
Cantik di hati, ayu
parasmu
Luas pikiranmu, bening
imanmu
Hingga buatku terjerat
Tiadakah celah di
hatimu
Rasakan yang kurasa
--‘kan kutaklukan
hatimu, dalam tekatku
24-06-2007
Disalin pada
12:09 23:19 23_07-2013
MERPATI ELOK
Merpatiku,
kau terbang
melayang
hatiku jadi kepayang.
Kepakan
sayapmu,
membuat
gemuruh jantung terang.
Sorot
matamu, seperti pagi gemilang.
Oh, Merpatiku!
aku bukan merayumu.
Ini ungkapan isi
hati, kagum menerawang
kau elok, bukan
kepalang.
23;40 27/12/13
(Puisi ini pernah dibacakan didepan kelas waktu SMP kelas satu. Kemudian terus
mengalami perbaikan, baik dari perluasan kembali dipadatkan).
BERTANYA DALAM
KERAGUAN
Siapa
aku ini?
Aku
punguk yang memimpikan rembulan,
bersinar
di saat langit tertutup awan tebal.
Tak
mungkin! namun kuselalu mencari kemungkinan.
Aku
punguk yang belajar tulus berikhtiar menggapaimu.
Duhai
rembulan, bilakah aku mencintaimu,
apakah
dirimu begitu sekiranya?
Dirimu
seolah memberi harapan
pantaskah
kuberharap kau memilihku?
Sekiranya
aku mengagumimu, inikah obsesi?
Namun
memang kau baik.
Dan
bila engkau terus membisukan tanya
akankah kau di hatiku untuk selamanya?
Dibuat 11:07
01_04_2009
Disalin dari
buku ke notebook 8:13 24/07/2013
PELARIAN UNTUK
YANG TERLUKA
Biarlah
matahari pergi meninggalkanmu
lihatlah
masih ada purnama untukmu.
Meski
tak sehangat mentari memeluk biru,
namun
rembulan tak ‘kan membuatmu silau.
Biarlah
aku jadi pelarianmu, kutahu ia telah melukaimu
sakit
tak terperi kaudapati, tak layak untukmu bidadari berhati peri.
Tak
mengapa kaumasih sebelah hati
kuyakin
dengan seiring waktu engkau akan belajar mencintaiku.
Biarlah
gemerlap bintang di balik tirai hitam tak jua datang
biarkan
gemericik hujan menghiburmu dengan nyanyian langit
menabuh
malam.
Biar
pun kini tiada seseorang membuatmu bahagia
hanya
membawa luka
biarlah
aku jadi sandaran hatimu.
Aku
akan membahagiakanmu, terus mencoba tak akan melukaimu.
Karangan Sewaktu
SMP, pemutahiran 090214 10:28
LUKISAN INSANI
Entah apa, membuat Bintang Timur
Entah apa, membuat Bintang Timur
menilai Dara itu Indah. Tak ada yang
tau pasti.
Terbang, menghalangi Bintang Timur
bersinar
semua satu anggukan, indah saat memandang.
Aku beruntung, kini bisa bekenalan.
Sekiranya kau begitu indah,
tak terlukiskan kata.
Tak kuasa kulambai tangan,
menyapamu.
Dara tahukah kamu, hatiku tepukul?
(Tahu kau ada yang memiliki).
Kau menolakku dengan santun.
Entah kenapa kumasih
berharap, ada ruang di hatimu.
Dara, kau berinya harapan tanpa
kepastian.
Sedang kepastian yang kauhadapi
mulai sukar untuk diharapkan.
Dara, ketidakpastianmu menentukan
arah
membuatku kuat.
Andai kumampu
menetapkan cinta di hatimu,
syukur sangat aku rasakan.
Batang Hari, Lamtim 2010(dari status berantai)
terakhir diperbaiki 18 Januari 2016
Nyali Membisu
Sempat kuberpiikir,
Di mana sikap gigihku?
mencari peluang di depan wanita
yang kusuka.
Di mana sikap beraniku?
berkata mengalir seperti air, mengatakan cinta.
Di mana?
Di hadapanmu!
Aku terbius,
terhenti berpikir, urung saja!
seakan menunggu kesempatan tertutup.
5:49 30 Desember 2013
TERSIPU MALU
Diriku
tersipu melihatmu
Semilir
angin berembus, aku membisu
Beraniku
senyap, berkenalan denganmu
:kumalu menyapamu.
Aku
telah tahu namamu
Aku
telah berani menyapamu
Namun
malu masih menepi
Saat
ingin mengenalmu lebih dalam duhai jantung hati
Takut
bertarung dengan berani
Untuk
menghadirkanmu ke dalam harapan
Dengan
terbata-bata, kudekat denganmu
Hingga
kuyakin, kita satu padu
Namun
beraniku terbelenggu untuk membuka bisu
Bahwa
aku cinta kamu
Kesepian
dan waktu dalam kondisi pilu
Hatiku
tergetar hangat, kapan tersirat.
Tekat
tersekat nekat, berkutat aku di hadapanmu
Atas
semua rasa di dada, untaian kata terurai sayu
Puncak tentang rasa, membuatmu tersipu
Waktu
berlalu kau mengaminkan cintaku.
Awal
kisah cinta kita pun mulanya malu-malu
Lambat-laun
memalukan
Dibuat di
handphone pada konsep (6 lembar sisa109 karakter) 30-06-2013
Disalin ke
netbook 14:07 15-07-2013
Bukan Sabtu Malam Minggu
(Untuk kawan-kawan
pekerja keras, yang berpacaran dengan anak sekolah)
Tangan
kanan ibuku memberkati keningmu
Tangan
kiri Ayahmu berada di pundakku
Dan
kita bergandengan tangan
Ayolah
Adindaku, kita lukis masa depan
Adindaku,
Abangmu merantau pilu
Demi
keluargaku, dan demi dirimu
Sabarlah,
aku tak selalu berada di Malam Minggu
Dewasalah,
hubungan kita bukan Sabtu Malam Minggu
Adinda,
kau begitu belia
Aku
sabar menunggumu lulus ujian dewasa
Adinda,
tahanlah matamu saat Malam Minggu
Zamanmu
generasi kesenangan Sabtu-Minngu
Adinda,
di sini Abang menjaga cintamu
Paman-pamanmu
ada di balik mata kakiku
Bersabarlah
menjaga kesetiaan Abang
Walau
hanya lewat radio kukirim tembang
22:34
23-November-2013
*ayo
jangan kelamaan pacaran, buruan kepelaminan.
Izinkan Aku Mengkudetamu
Lubang
telinga terbuka, semilir angin membisiki
menyembulkan
dedaunan ke tepian.
Yunda,
semangatmu membisiki hati
beban
di pundak terbang bersama angin.
Segala
petuahmu bertahta dalam sanubari
Semua
cita-citamu, menjadi mimpiku
Engkau
comel akan khilafku, aku tahu diri
Engkau
menjadi obat kala kumeragu
Yunda
saat engkau menguatkan jantung
Aku
telah terjangkit virus merah jambu
Engkaulah
sang permaisuri yang menggantung
di
atas malam kelambu
Yunda,
janaganlah menjadi pemberi harapan palsu
Engkau
telah menguatkan, kelak kutemukan permaisuri
Telah
lama kucari, sekian lama bertemu
Engkau
permaisuri, kucari tanpa henti
Yunda,
izinkan aku menkudetamu
Menjadi
adindaku
Berlabuhlah
ke dalam dermaga hatiku
Engkau
tahu aku, bukan pengarang palsu.
22:07
02-12-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar