Minggu, 31 Juli 2016

CLBK (CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI)



CLBK
(CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI)
ANTOLOGI TUNGGAL
WAHID MUSLIM

     Penulis dalam perjalanan hidup menangkap adanya isyara-isyarat potret sosok harapan nurani. Potret inilah yang menjadi nilai idealisme suatu perjuangan dalam menuai harapan cinta. Maka puisi penulis terlepas dari sosok yang menjadi inspirasi. Sekalipun tokoh yang menginpirasi mengalami polarisasi tak setabil dalam puisi, tetapi sosok idealisme separuh jiwa yang menjadi harapan penulis tetap ada. Tokoh inspirasi dapat saja labil, namun inti dari harapan pasangan hidup yang ideal tetaplah setabil dalam benak (tanpa menafikan dinamika keehidupan pada masa depan).
     Ukuran kebenaran dalam idealisme adalah petunjuk-Nya yang disampaikan utusan-Nya. Maka sosok misterius yang hadir dari kisah lama penulis, bukan sekadar bicara terkenang kenang dengan kisah lalu. Melainkan sebuah harapan meraih cinta sejati sejak dulu tetap ada tak berubah. Sekalipun siapa sosok itu sebenarnya tetap jadi misteri. Pergulatan rasa dengan kenangan lalu pada gilirannya menyiratkan dalam “BILA KUINGAT HARAPAN LALU” mewujudkan suatu harapan untuk bangkit(move on) kembali mencari cinta sejati. Salam ka(r)ya!


RASA YANG TERTINGAL

Ada rindu dan cinta di masa lalu
Ada dendam, ada kecewa di masa lalu
Dan kini, ada rasa yang tertingal

Aku tak menghapus rasa lalu
Semua itu tubuhku; Dulu, kini, nanti
Kenangan, perjuangan, dan harapan
:semua menjadi nyawaku.

Terima kasih engkau yang membenciku
Terima kasih engkau yang mencintaiku
Maaf, aku pernah melukaiku
Maaf, aku pernah kecewa padamu.

Luka-bahagiaku: semua rasa menyatu
 kupahat dalam ukiran sajak-sajak.
Dan kususun kata-kata berserakan,
agar semua beranjak dari resah menuju karya.

Kota Metro (Lampung), Desember 2013 s.d 05 April 2014


Bingkisan Kenangan Lalu

Bila malam tanpa bintang
tertutup mendung cahaya malam terhalang
bukan aku tak sayang
tetapi aku takut terjerumus nafsu

Mati lampu, malam sabtu
suara jenset pemecah bisu
malangnya nasibmu
sayat mimpi tanpa pengasah pisau

Biarlah malam tanpa bintang
bawalah cahaya rindu masa silam
bahwa aku masih mengharapkanmu
bukankah kau juga begitu?

|280214|


TERPAPAH RINDU

Membopong laptop ku tersenyum

aku masih terpapah rindu

berteman seperti dulu.


Kondisi tak seperti dulu

kita bertekat menjadi peribadi baru

kemaksiatan itu tabu.


Kabel panjang tali-temali menjerat isi ruangan

sekalipun terbelit kabel kehidupan

semanagtmu tersalurkan.


Begitu pun petuahku

telah terbawa dalam arus benakmu

hingga entah kapan awal semangat menggebu.


Kau lihat itu kawan? dispenser sekian lama kesepian

sakelar tak mau mendekati

alangkah indah ada pasangan, uangku dibelanjakan.


Dispenser baru dianggarkan pasangan baru

aku sudah terlanjur tahu seluk-belukmu

kau kah ratuku? aku tidak tahu!



Jam kerja belum menggangu

masih banyak waktu

asa harus kita tuju.


Pesanku! apapun nanti, kabel persahabatan jangan kauputus

aliran cerita perlu terus tersalur hingga steker hangus

kaucerita-lama yang masih membekas.

Kota Metro-Lampung 23 Agustus 2013


Terlanjur Cinta

Gerigi waktu yang dulu tangkas bergulir
Kini perlahan melambat
menggilas jejak-jejak perjalanan indah
merasai sebuah dilema

Dan berjuta aksara terukir dalam ...
Tentang aku yang mencoba bertahan
di atas puing-puing cinta yang kian merapuh
Hingga telah kuberikan seluruh hati
namun mengapa baru kini kau pertnyakan cintaku
tak aku mengerti apa yang terjadi pada hatimu

mengertilah engkau!!!
perasaanku takakan terhapuskan

apa yang kurengkuh takmudah kulepaskan
aku terlanjur cinta kepadamu
hatiku terus meretas utas tanya
---apa salahku dan kurangku padamu?

kini terlambat sudah untuk dipersalahkan,
biar tanya tanpa jawab
biar angin mengendus rinai hujan
sekali cinta tetap cinta

Inspirasi dan gubahan dari setatus Gusthin Ajoch Lach

Kota Metro 13-03-14


HITUNGAN

+
bertambah bahagiaku kala mengenalmu

=
kita banyak persamaan, sisiburukmu menjadi kekagumanku

:
kita perlahan berbagi, aku rela walau kadang tak sebanding

x
berkali-kali lipat ucap maaf kala kukhilaf
hingga tak ada kata sekalipun untukku

.
berahir sudah kisah kita berdua
,
takdir Tuhanlah yang akan mengubah segalanya, apakah yang lalu akhir
atau kejenuhan sesaat.

Aku meneghitung-hitung berapa lama kita jalani
oh, dua tahun sudah tanpa terikat!

31 Januari 2014



SAJAK PATAH PENYAMBUNG JANTUNG-HATI

kasih di masa lalu, terurai
kepadamu aku berujar akan harapan tinggi
aku kembalikan hatimu yang kucuri
kemudian usai, tak lagi saling memiliki

kini engkau jadi motivatorku
bangkitkanlah gairahku meraih mimpi
menyediakan permadani untukmu calon permaisuri
harapanku kepadamu tumbuh lagi

kisah lalu telah pergi
sedari dulu tak pandaiku merayumu
tapi memang engkau yang aku cintai
dari hadapanku jangan kaulari

suasana malam terasa sunyi
karena aku memang sendiri
wanita beriman harapan kalbu
jati diri kisah indah terus kugali

seharian tak makan nasi
hidangkanlah aku makanan bergizi
bila engkau telah aku peristeri
jadilah pakaianku dan urailah tabu

apakah petuahku masih berlaku?
kita akan terus memperbaiki laku
maksiat tak menjadi dendang lagu
setelah ibuku, engkau wanita pemersatu

Kota Metro,Lampung 28 Januari 2014


Syair-Syair Keletihan


Bagaimana aku mampu menulis persaan yang kauberi?
jika kau tak mampu membaca semua yang kuberi
syair-syairku keletihan mencari makna.


mengertilah arti lagu yang kunyalakan untukmu
apakah kau tahu lagu yang kunyanyikan untukmu?

Berbait-bait puisi mencoba untuk menaklukanmu.

Bertumpuk-tumpuk sekripsi apresiasi puisi
takkan mampu menerjemahkan geliat emosimu
mungkin kesumbingan yang akan berbicara kepadamu.


Di dalam bus bobrok ini
udara terasa pengap, kita semua berada dalam oven raksasa
tapi semilir sejuk merogol sukmaku, ingin kuungkap segara
akan takluknya hatiku, memilikimu.


Takdir telah berbicara kita berada di sini
namun setiap kali akan kuucap, lidahku terasa kelu
kala mulutku terbuka, jeruji keletihan menutup mulutmu
seakan aku berbicara dengan tembok, aku ratapi.


Angin malam mulai menyusup kedalam tulang sum-sum
namun di dada hangat oleh cintamu
kau telah menarik ulur hati ini, harapan dan keraguan berpadu
waktu kapan aku bertemu, berujar tentang persasan ini.


Napak Tilas, Kota Metro, Lampung 20:00 16-11-2013



API CINTA YANG MULAI TERTATIH

Jika murka terbungkus senyuman
jangan kira aku khilaf sebagai pemarah
bila kasih-mesra tertuang membuat bantat wajah
aku tidak membencimu, aku cemburu


Hanya menahan luapan gejolak
aku sulit kamu tebak
sudahlah makan martabak
tak perlulah engkau galak


Sekian lama aku tahu siapa kamu,
 baru sekarang engkau tahu siapa aku
semua artibutmu mampu aku baca
bahasa lacur hingga santunmu telah aku terima


Aku letih, api cinta mulai tertatih
kini aku telah memadamkannya
aku telah membongkar sangkar curiga
dan aku melepas harapan untukmu

Namun kegelisahanmu tetap saja membuatku terpikat
rasa sedih dan acuh menjadi satu
sulit menghujatmu
aku bukan pemegang palu sidang para malikat
kita anak manusia mengharap beasiswa akhirat


Denganmu tak mampu bahagia, candaku untukmu
aku membebaskanmu pergi, namun ada rasa iba
kecewa: menjadi pembunuh, kehidupan ada di wajahmu
gundah apa? tak mampu kuterka


Di depan netbook up dete setatus puisi di metro, 17:30 26-november 2013





BILA KUINGAT HARAPAN LALU

Bila kuingat rembulan, ku teringat orak senyummu.
Bagai purnama berbalut jingga awan petang.
Terus memancarkan pesona, membuat mataku terperangkap.
Terperangkap, bagai cahaya redup yang disekap gulita malam.
Kalang-kabut dipendarkan kabut, dihadapanmu cahayaku hanyalah bayangan.

Bila kuingat tangismu, hujan membayang
Darai ratapmu:
bagai rintikan hujan dari langit, turun menhunjam.
Menghunjam bagai butiran mata intan jatuh,
jatuh bagai kepingan kaca yang memburai.
Kepingan-kepingan kesedihanmu tersusuri kaki batin.
Melukat darah, aku berdarah.

Bila mungkin warna senja di tawan awan hitam
Aku akan terus bersajak, menguntai kata demi rasa
Sekalipun segepok puisiku tanpa sentuhan
rayuanku engkau telantarkan
permohonanku, tak kaupedulikan
Sesalku akan terus melukis harapan
---tak lebih, kau hanya butuh aku sebagai kawan.

Bila lelakumu tak lagi menjadi lelaguku
Di mana lagi kucari melodi nyaring bening?
Nyeri rinduku terikat kail jaring sayang
telah teguh kelambu kalbu melekat debu kelabu.
Kusuka, kamu muakanku
berarti, aku harus lebih berarti
untuk yang lain.

25 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar