CLBK
(CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI)
ANTOLOGI TUNGGAL
WAHID MUSLIM
Penulis
dalam perjalanan hidup menangkap adanya isyara-isyarat potret sosok harapan
nurani. Potret inilah yang menjadi nilai idealisme suatu perjuangan dalam
menuai harapan cinta. Maka puisi penulis terlepas dari sosok yang menjadi
inspirasi. Sekalipun tokoh yang menginpirasi mengalami polarisasi tak setabil
dalam puisi, tetapi sosok idealisme separuh jiwa yang menjadi harapan penulis
tetap ada. Tokoh inspirasi dapat saja labil, namun inti dari harapan pasangan
hidup yang ideal tetaplah setabil dalam benak (tanpa menafikan dinamika
keehidupan pada masa depan).
Ukuran kebenaran dalam idealisme adalah
petunjuk-Nya yang disampaikan utusan-Nya. Maka sosok misterius yang hadir dari
kisah lama penulis, bukan sekadar bicara terkenang kenang dengan kisah lalu. Melainkan
sebuah harapan meraih cinta sejati sejak dulu tetap ada tak berubah. Sekalipun
siapa sosok itu sebenarnya tetap jadi misteri. Pergulatan rasa dengan kenangan
lalu pada gilirannya menyiratkan dalam “BILA KUINGAT HARAPAN LALU” mewujudkan
suatu harapan untuk bangkit(move on) kembali
mencari cinta sejati. Salam ka(r)ya!
RASA YANG TERTINGAL
Ada rindu dan cinta di masa lalu
Ada dendam, ada kecewa di masa lalu
Dan kini, ada rasa yang tertingal
Aku tak menghapus rasa lalu
Semua itu tubuhku; Dulu, kini, nanti
Kenangan, perjuangan, dan harapan
:semua menjadi nyawaku.
Terima kasih engkau yang membenciku
Terima kasih engkau yang mencintaiku
Maaf, aku pernah melukaiku
Maaf, aku pernah kecewa padamu.
Luka-bahagiaku: semua rasa menyatu
kupahat dalam
ukiran sajak-sajak.
Dan kususun kata-kata berserakan,
agar semua beranjak dari resah menuju karya.
Kota Metro (Lampung), Desember 2013 s.d 05 April 2014
Bingkisan
Kenangan Lalu
Bila malam tanpa bintang
tertutup mendung cahaya malam terhalang
bukan aku tak sayang
tetapi aku takut terjerumus nafsu
Mati lampu, malam sabtu
suara jenset pemecah bisu
malangnya nasibmu
sayat mimpi tanpa pengasah pisau
Biarlah malam tanpa bintang
bawalah cahaya rindu masa silam
bahwa aku masih mengharapkanmu
bukankah kau juga begitu?
Bila malam tanpa bintang
tertutup mendung cahaya malam terhalang
bukan aku tak sayang
tetapi aku takut terjerumus nafsu
Mati lampu, malam sabtu
suara jenset pemecah bisu
malangnya nasibmu
sayat mimpi tanpa pengasah pisau
Biarlah malam tanpa bintang
bawalah cahaya rindu masa silam
bahwa aku masih mengharapkanmu
bukankah kau juga begitu?
|280214|
TERPAPAH RINDU
Membopong laptop ku tersenyum
aku masih terpapah rindu
berteman seperti dulu.
Kondisi tak seperti dulu
kita bertekat menjadi peribadi baru
kemaksiatan itu tabu.
Kabel panjang tali-temali menjerat isi ruangan
sekalipun terbelit kabel kehidupan
semanagtmu tersalurkan.
Begitu pun petuahku
telah terbawa dalam arus benakmu
hingga entah kapan awal semangat menggebu.
Kau lihat itu kawan? dispenser sekian lama kesepian
sakelar tak mau mendekati
alangkah indah ada pasangan, uangku dibelanjakan.
Dispenser baru dianggarkan pasangan baru
aku sudah terlanjur tahu seluk-belukmu
kau kah ratuku? aku tidak tahu!
Jam kerja belum menggangu
masih banyak waktu
asa harus kita tuju.
Pesanku! apapun nanti, kabel persahabatan jangan kauputus
aliran cerita perlu terus tersalur hingga steker
hangus
kaucerita-lama yang masih membekas.
Terlanjur Cinta
Gerigi waktu yang dulu tangkas bergulir
Kini perlahan melambat
menggilas jejak-jejak perjalanan indah
merasai sebuah dilema
Dan berjuta aksara terukir dalam ...
Tentang aku yang mencoba bertahan
di atas puing-puing cinta yang kian merapuh
Hingga telah kuberikan seluruh hati
namun mengapa baru kini kau pertnyakan cintaku
tak aku mengerti apa yang terjadi pada hatimu
mengertilah engkau!!!
perasaanku takakan terhapuskan
apa yang kurengkuh takmudah kulepaskan
aku terlanjur cinta kepadamu
hatiku terus meretas utas tanya
---apa salahku dan kurangku padamu?
kini terlambat sudah untuk dipersalahkan,
biar tanya tanpa jawab
biar angin mengendus rinai hujan
sekali cinta tetap cinta
Inspirasi dan gubahan dari setatus Gusthin Ajoch Lach
Kota Metro 13-03-14
Gerigi waktu yang dulu tangkas bergulir
Kini perlahan melambat
menggilas jejak-jejak perjalanan indah
merasai sebuah dilema
Dan berjuta aksara terukir dalam ...
Tentang aku yang mencoba bertahan
di atas puing-puing cinta yang kian merapuh
Hingga telah kuberikan seluruh hati
namun mengapa baru kini kau pertnyakan cintaku
tak aku mengerti apa yang terjadi pada hatimu
mengertilah engkau!!!
perasaanku takakan terhapuskan
apa yang kurengkuh takmudah kulepaskan
aku terlanjur cinta kepadamu
hatiku terus meretas utas tanya
---apa salahku dan kurangku padamu?
kini terlambat sudah untuk dipersalahkan,
biar tanya tanpa jawab
biar angin mengendus rinai hujan
sekali cinta tetap cinta
Inspirasi dan gubahan dari setatus Gusthin Ajoch Lach
Kota Metro 13-03-14
HITUNGAN
+
bertambah bahagiaku kala
mengenalmu
=
kita banyak persamaan,
sisiburukmu menjadi kekagumanku
:
kita perlahan berbagi, aku
rela walau kadang tak sebanding
x
berkali-kali lipat ucap
maaf kala kukhilaf
hingga tak ada kata
sekalipun untukku
.
berahir sudah kisah kita
berdua
,
takdir Tuhanlah yang akan
mengubah segalanya, apakah yang lalu akhir
atau kejenuhan sesaat.
Aku meneghitung-hitung
berapa lama kita jalani
oh, dua tahun sudah tanpa
terikat!
31
Januari 2014
SAJAK PATAH
PENYAMBUNG JANTUNG-HATI
kasih di masa lalu, terurai
kepadamu aku berujar akan harapan tinggi
aku kembalikan hatimu yang kucuri
kemudian usai, tak lagi saling memiliki
kini engkau jadi motivatorku
bangkitkanlah gairahku meraih mimpi
menyediakan permadani untukmu calon permaisuri
harapanku kepadamu tumbuh lagi
kisah lalu telah pergi
sedari dulu tak pandaiku merayumu
tapi memang engkau yang aku cintai
dari hadapanku jangan kaulari
suasana malam terasa sunyi
karena aku memang sendiri
wanita beriman harapan kalbu
jati diri kisah indah terus kugali
seharian tak makan nasi
hidangkanlah aku makanan bergizi
bila engkau telah aku peristeri
jadilah pakaianku dan urailah tabu
apakah petuahku masih berlaku?
kita akan terus memperbaiki laku
maksiat tak menjadi dendang lagu
setelah ibuku, engkau wanita pemersatu
Kota Metro,Lampung 28 Januari 2014
Syair-Syair
Keletihan
Bagaimana aku mampu menulis persaan yang kauberi?
jika kau tak mampu membaca
semua yang kuberi
syair-syairku keletihan
mencari makna.
mengertilah arti lagu yang kunyalakan untukmu
apakah kau tahu lagu yang
kunyanyikan untukmu?
Berbait-bait puisi mencoba
untuk menaklukanmu.
Bertumpuk-tumpuk sekripsi apresiasi puisi
Bertumpuk-tumpuk sekripsi apresiasi puisi
takkan mampu menerjemahkan
geliat emosimu
mungkin kesumbingan yang
akan berbicara kepadamu.
Di dalam bus bobrok ini
udara terasa pengap, kita
semua berada dalam oven raksasa
tapi semilir sejuk merogol
sukmaku, ingin kuungkap segara
akan takluknya hatiku,
memilikimu.
Takdir telah berbicara kita berada di sini
namun setiap kali akan
kuucap, lidahku terasa kelu
kala mulutku terbuka, jeruji
keletihan menutup mulutmu
seakan aku berbicara dengan
tembok, aku ratapi.
Angin malam mulai menyusup kedalam tulang sum-sum
namun di dada hangat oleh
cintamu
kau telah menarik ulur hati
ini, harapan dan keraguan berpadu
waktu kapan aku bertemu,
berujar tentang persasan ini.
Napak
Tilas, Kota Metro, Lampung 20:00 16-11-2013
API CINTA YANG
MULAI TERTATIH
Jika murka terbungkus senyuman
Jika murka terbungkus senyuman
jangan kira aku khilaf sebagai pemarah
bila kasih-mesra tertuang membuat bantat wajah
aku tidak membencimu, aku cemburu
Hanya menahan luapan gejolak
aku sulit kamu tebak
sudahlah makan martabak
tak perlulah engkau galak
Sekian lama aku tahu siapa kamu,
baru sekarang
engkau tahu siapa aku
semua artibutmu mampu aku baca
bahasa lacur hingga santunmu telah aku terima
Aku letih, api cinta mulai tertatih
kini aku telah memadamkannya
aku telah membongkar sangkar curiga
dan aku melepas harapan untukmu
Namun kegelisahanmu tetap saja membuatku terpikat
rasa sedih dan acuh menjadi satu
sulit menghujatmu
aku bukan pemegang palu sidang para malikat
kita anak manusia mengharap beasiswa akhirat
Denganmu tak mampu bahagia, candaku untukmu
aku membebaskanmu pergi, namun ada rasa iba
kecewa: menjadi pembunuh, kehidupan ada di wajahmu
gundah apa? tak mampu kuterka
Di depan netbook up dete setatus puisi di metro, 17:30 26-november 2013
BILA KUINGAT
HARAPAN LALU
Bila kuingat rembulan, ku teringat orak senyummu.
Bagai purnama berbalut jingga awan petang.
Terus memancarkan pesona, membuat mataku terperangkap.
Terperangkap, bagai cahaya redup yang disekap gulita malam.
Kalang-kabut dipendarkan kabut, dihadapanmu cahayaku hanyalah bayangan.
Bila kuingat tangismu, hujan membayang
Darai ratapmu:
bagai rintikan hujan dari langit, turun menhunjam.
Menghunjam bagai butiran mata intan jatuh,
jatuh bagai kepingan kaca yang memburai.
Kepingan-kepingan kesedihanmu tersusuri kaki batin.
Melukat darah, aku berdarah.
Bila mungkin warna senja di tawan awan hitam
Aku akan terus bersajak, menguntai kata demi rasa
Sekalipun segepok puisiku tanpa sentuhan
rayuanku engkau telantarkan
permohonanku, tak kaupedulikan
Sesalku akan terus melukis harapan
---tak lebih, kau hanya butuh aku sebagai kawan.
Bila lelakumu tak lagi menjadi lelaguku
Di mana lagi kucari melodi nyaring bening?
Nyeri rinduku terikat kail jaring sayang
telah teguh kelambu kalbu melekat debu kelabu.
Kusuka, kamu muakanku
berarti, aku harus lebih berarti
untuk yang lain.
25 Maret 2014
Bila kuingat rembulan, ku teringat orak senyummu.
Bagai purnama berbalut jingga awan petang.
Terus memancarkan pesona, membuat mataku terperangkap.
Terperangkap, bagai cahaya redup yang disekap gulita malam.
Kalang-kabut dipendarkan kabut, dihadapanmu cahayaku hanyalah bayangan.
Bila kuingat tangismu, hujan membayang
Darai ratapmu:
bagai rintikan hujan dari langit, turun menhunjam.
Menghunjam bagai butiran mata intan jatuh,
jatuh bagai kepingan kaca yang memburai.
Kepingan-kepingan kesedihanmu tersusuri kaki batin.
Melukat darah, aku berdarah.
Bila mungkin warna senja di tawan awan hitam
Aku akan terus bersajak, menguntai kata demi rasa
Sekalipun segepok puisiku tanpa sentuhan
rayuanku engkau telantarkan
permohonanku, tak kaupedulikan
Sesalku akan terus melukis harapan
---tak lebih, kau hanya butuh aku sebagai kawan.
Bila lelakumu tak lagi menjadi lelaguku
Di mana lagi kucari melodi nyaring bening?
Nyeri rinduku terikat kail jaring sayang
telah teguh kelambu kalbu melekat debu kelabu.
Kusuka, kamu muakanku
berarti, aku harus lebih berarti
untuk yang lain.
25 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar